Iklan

Saturday, January 16, 2016

Contoh Modul

MODUL PEMBINAAN BAGI PEMBINA KATEKESE

TEMA I
KEGIATAN KATEKESE UMAT
A.    Pemikiran dasar:
            Dalam proses pelaksanaan katekese umat terkadang belum dapat berjalan sesuai dengan harapan. Maka dari itu, dengan tema ini diharapkan memberi gambaran kepada para pendamping katekese umat untuk nantinya memberikan katekese yang baik dan benar. Dalam pertemuan pertama ini pemandu mengambil tema kegiatan katekese umat. Dengan tema ini mengajak para pemandu katekese umat untuk melihat kembali proses kagiatan katekese umat yang baik. Selain itu juga mereka diajak untuk lebih mendalami tentang pengertian katekese umat, peserta katekese umat dan proses katekese umat. Hal ini merupakan hal pokok dalam katekese umat. Oleh karena itu, tema ini diberikan pada pertemuan yang pertama. Dalam proses kegiatan nantinya peserta diajak untuk melihat kembali pengertian katekese umat, peserta katekese umat, dan proses pelaksanaan katekese umat.

B.     Tujuan:
1.      Supaya pembina mengetahui pentingnya kegiatan katekese umat
2.      Supaya pembina katekese mampu menjelaskan apa itu katekese umat

C.     Metode
ü  Sharing kelompok
ü  Pleno kelompok
ü  Tanya-jawab
ü  Ceramah

D.    Sarana-Prasarana
ü  Laptop
ü  LCD dan layar

E.     Proses Pelaksanaan
1)      Pembuka
(Pemandu mengajak peserta untuk membuka kegiatan dengan perkenalan singkat)
 (Kemudian Pemandu mengajak peserta untuk mempersiapkan diri untuk mengawali pertemuan dengan doa pembuka yang dipimpin oleh pemandu)

2)      Menggali Pengalaman
(Pemandu mengajak peserta untuk mensharingkan pengalaman dengan menggunakan beberapa pertanyaan)
1.      Apa yang anda ketahui tentang katekese umat?
2.      Bagaimana proses katekese umat yang pernah anda ikuti?

3)      Pemaparan Materi
(Pemandu mengajak peserta untuk mendalami materi yang dipersiapkan)
¨      Pengertian Katekese Umat
Secara harafiah katekese umat terdiri dari dua kata yaitu katekese dan umat. Katekese adalah bimbingan perkembangan iman baik pribadi maupun kelompok melalui pewartaan. Dalam katekese umat saling membantu dalam mendalami hidup pribadi sesuai dengan pola Yesus Kristus menuju kepada kehidupan Kristiani yang dewasa melalui adanya pewartaan. Kemudian umat adalah orang yang percaya kepada Yesus sebagai penyelamat dan menjadikan pola hidup mereka. Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa katekese umat adalah suatu usaha bimbingan perkembangan iman dengan saling membantu dalam mendalami hidup pribadi dan bersama menurut pola Yesus Kristus dengan tujuan untuk mewujudkan dan mengembangkan iman umat dan nantinya dapat semakin dewasa (Papo, 1987:11 bdk Tse, 2006:2).
Menurut PKKI II di Klender, katekese umat diartikan sebagai komunikasi iman atau tukar-menukar pengalaman iman antara anggota jemaat pada kelompok. Dengan itu melalui pengalaman para peserta saling membantu  sehingga masing-masing diteguhkan dan dihayati secara sempurna. Dalam katekese umat ini yang utama ialah terletak pada penghayatan iman meskipun pengetahuan tidak dilupakan (bdk KWI 1993:9).  
Dalam arti secara umum katekese umat ialah katekese dari, oleh, dan untuk umat atau bimbingan iman yang diberikan dalam rangka umat artinya yang memberikan adalah umat itu sendiri. Katekese dari umat berarti bahwa katekese dilaksanakan berkat inisiatif umat itu sendiri. Katekese oleh umat dalam hal ini menunjukkan bahwa pelaksana katekese adalah umat. Jadi dalam katekese umat segala sesuatu berasal dari umat (Lalu, 2007:10 bdk Hardawiryana, 1977 dan Purwatma, 1996:20).    
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa katekese umat merupakan bentuk pembinaan iman. Dalam pembinaan iman itu umat saling berkomuniikasi iman dengan tukar-menukar pengalaman iman. maka dari itu dalam proses katekese umat, segala sesuatu berasal dari umat itu sendiri atau berasal dari, oleh dan untuk umat.
¨      Peserta Katekese Umat
Dalam PPKI II dijelaskan bahwa yang berkatekese ialah umat, yakni semua orang beriman yang secara pribadi memilih Kristus dan secara bebas berkumpul untuk memahami Kristus, Kristus menjadi pola hidup atau pedoman bagi kehidupan kelompok.  Jadi peserta katekese ialah seluruh umat baik yang berkumpul dalam kelompok basis maupun sekolah atau perguruan tinggi. Seluruh umat merupakan salah satu unsur yang memberi arah pada katekese. Selain semua orang beriman seperti seluruh warga umat terpanggil untuk mendalami iman terus menerus. Maka dari itu katekese umat merupakan komunikasi iman dari peserta sebagai sesama dalam iman yang sederajat, yang saling bersaksi tentang iman mereka (Lalu, 2007:93-94). Peserta katekese umat harus menjangkau seluruh umat beriman Kristiani. Oleh karena itu peserta katekese umat meliputi: kaum muda, orang tua dan semua orang beriman.
¨      Proses Pelaksanaan Katekese Umat
Berkaitan proses pelaksanaan katekese umat akan dijelaskan mengenai beberapa hal yakni, langkah-langkah dan metode katekese umat, Keterlibatan umat dalam katekese, dan juga faktor pendukung dan faktor penghambat ketekese umat yang ajan dibahas di bawah ini.
Langkah-langkah katekese umat akan lebih mengena apabila dilaksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi peserta yang mengikutinya. Dengan demikian katekese umat akan efektif bagi umat, mereka lebih berani mengungkapkan pengalaman iman yang dihayatinya. Berikut ini beberapa bentuk langkah-langkah yang dapat dilakukan  dalam katekese umat menurut Lalu, (2007:98):
Proses pengamatan dan menyadari suatu fenomena tertentu dalam masyarakat yang sesuai dengan tema katekese umat, menyadari dan merefleksiakan situasi yang telah dianalisa dalam terang sabda Allah, dan memikirkan dan merencanakan aksi untuk bertidak.
Selanjutnyan dalam langkah-langkah di atas ada empat metode yang dapat mendukung tercapainya tujuan katekese umat yaitu: metode analisa sosial, sharing, metode tanya jawab, dan metode diskusi (bdk KWI, 1993:41).
Dalam langkah-langkah yang digunakan dalam katekese umat terdapat metode analisa sosial. Dengan metode ini diharapkan agar bahan disajikan lebih menyentuh kebutuhan peserta. Analisa sosial merupakan satu cara untuk mempelajari struktur sosial yang ada, dari sini akan lebih mengenal dan melihat masalah sosial yang hendak kita pecahkan dalam konteks yang lebih luas, lebih tepat yang diharapkan dapat menyelaisaikan masalah tersebut.
Kemudian dalam langkah-langkah tersebut juga perlu menggunakan metode sharing. Metode sharing merupakan suatu cara yang dipakai dalam katekese umat, dimana peserta mendengarkan, mengungkap pengalaman hidupnya sesuai dengan tema yang disampaikan. Dalam proses ini terjadi tukar-menukar pengalaman iman antar peserta (bdk Telaumbanua, 1999:132).
Setelah melakukan metode sharing kemudian pengalaman yang disharingkan diungkap dalam metode Tanya jawab. Dengan metode ini terjadi dialog antara peserta dengan peserta yang lain dan juga pendamping untuk membicarakan suatu persoalan yang dialami bersama dalam situasi konkret (bdk Lalu, 2005:79).
Berikutnya dalam langkah-langkah katekese umat perlu adanya metode diskusi. Dengan metode ini digunakan untuk lebih mengakrapkan peserta katekese umat. Karena dengan diskusi peserta berani mengungkapkan pengalaman imannya dan akan memperoleh pengalaman baru dalam iman.

4)      Diskusi/ Tanya Jawab
(pemandu mengajak peserta untuk berdiskusi tentang materi yang telah dijabarkan diatas)

5)      Kesimpulan
¨      Katekese umat adalah suatu usaha bimbingan perkembangan iman dengan saling membantu dalam mendalami hidup pribadi dan bersama menurut pola Yesus Kristus dengan tujuan untuk mewujudkan dan mengembangkan iman umat dan nantinya dapat semakin dewasa.
¨      Peserta katekese umat harus menjangkau seluruh umat beriman Kristiani. Katekese umat meliputi: kaum muda, orang tua dan semua orang beriman.
¨      Agar katekese umat berjalan dengan baik, maka dalam proses pelaksanaannya harus menggunakan langkah-langkah dan metode katekese umat, Keterlibatan umat dalam katekese, dan juga faktor pendukung dan faktor penghambat ketekese umat.

6)      Penutup
(Pemandu mengajak peserta untuk menutup rangkaian kagiatan dengan doa penutup)




TEMA II
PERANAN PEMANDU DAN UMAT DALAM KATEKESE UMAT
A.    Pemikiran dasar:
Peran pemandu sangatlah dibutuhkan agar katekese dapat berjalan dengan baik. Selain itu umat sebagai peserta katekese diharapkan ikut mengambil bagian dalam kagiatan berkatekese tersebut. Untuk itu dapat dipahami bahwa berkatekese tidak hanya tergantung pada pemandu saja melaikan juga tergantung pada peserta ataupun umat. Dengan tema ke dua ini diharapkan pendamping katekese mampu melihat peranannya sebagai pemandu katekese dan juga dapat melihat peranan umat dalam pelaksanaan katekese. Dalam proses kegiatan nantinya peserta diajak untuk mendalami tema peranan pemandu dan umat dalam katekese umat.

B.     Tujuan:
1.      Supaya pembina mengetahui berbagai peranan pemandu dalam katekese umat
2.      Supaya pembina mengetahui peranan umat dalam katekese umat

C.     Metode
ü  Sharing kelompok
ü  Pleno kelompok
ü  Tanya-jawab
ü  Ceramah

D.    Sarana-Prasarana
ü  Laptop
ü  LCD dan layar

E.     Proses Pelaksanaan
1)      Pembuka
(Pemandu mengajak peserta untuk membuka kegiatan dengan perkenalan singkat)
 (Kemudian Pemandu mengajak peserta untuk mempersiapkan diri untuk mengawali pertemuan dengan doa pembuka yang dipimpin oleh pemandu)

2)      Menggali Pengalaman
(Pemandu mengajak peserta untuk mensharingkan pengalaman dengan menggunakan beberapa pertanyaan)
1.      Menurut anda apa saja fungsi pemandu?
2.      Menurut anda apa saja fungsi umat?
3.      Menurut anda bagaimana anda menjalankan fungsi anda sebagai pemandu?

3)      Pemaparan Materi
(Pemandu mengajak peserta untuk mendalami materi yang dipersiapkan)
¨      Fungsi Pemandu Katekese Umat
Dalam pelaksanaan katekese umat diharapkan umat mampu membangun komunitas, saling mengenal secara mendalam, serta menyadari mengapa mereka perlu berkomunitas. Dalam komunitas tersebut persaudaraan mulai dibangun dengan proses saling mengenal semakin mendalam. Maka dalam katekese umat diperlukan pemandu atau pendamping yang mampu menjalankan katekese umat dalam kelompok umat dasar. Pemandu katekese umat harus mempunyai visi yang jelas dan kepekaan terhadap nilai-nilai dasar pertumbuhan komunitas (Lalu, 2007:48).
Pemandu katekese umat adalah bagian dari umat yang menghayati imannya dan berada di tengan-tengah umat sebagai pelayan. Menanggapi hal tersebut pemandu diharapkan mampu menciptakan suasana kristiani dan mengarahkan peserta katekese untuk berkomunitas dalam katekese tersebut. Selain itu pemandu juga diharapkan mampu mengajak peserta untuk sampai pada tindakan nyata. Pemandu diharapkan juga mampu mengantar semua anggota komunitas atau peserta katekese untuk memiliki visi, misi, dan spiritualitas yang sama. Selanjutnya dengan bantuan pemandu, peserta dapat merefleksikan pengalaman komunitas dalam terang injil (Lalu, 2007:48-49).
Pemandu katekese umat juga biasa disebut sebagai fasilitator. Sebagai fasilitator, pemandu bertugas untuk memberikan bantuan dalam melancarkan proses komunikasi iman dalam katekese umat. Dalam proses itu diharapkan mereka dapat memahami atau memecahkan masalah bersama-sama. Ada 3 unsur pokok fasilitator dalam katekese umat yaitu: Merencanakan/merancang proses katekese, melaksanakan tugas sebagai fasilitator dalam katekese, dan mengevaluasi pelaksanaan/ proses katekese (http://www.imankatolik.or.id di unduh pada tanggal 6 Februari 2015).
Sebagai pemandu diharapkan mampu merancang proses katekese mulai dari menentukan tema, bahan bacaan, media, metode, dan model. Oleh karena itu pemandu sangat berpengaruh pada jalannya katekese umat (bdk Tse, 2006:43). Sebagai perencanaan katekese umat, pemandu diharapkan dapat melaksanakan katekese umat dan tetap memposisikan diri sebagai fasilitator. Pemandu bukan seperti pemimpin pada umumnya namun pemandu adalah fasilitator. Pemandu memporsisikan diri seperti umat yang lain. Fasilitator harus mampu mengatur posisi duduk secara tepat (misalnya melingkar). Selanjutnya pemandu harus mampu dengan bijak dan memperhatikan sharing peserta, menyampaikan sharing dan kemudian dengan memperhatikan kembali sharing peserta. Menjadi fasilitator  dalam katekese umat, harus berani dan mampu memberikan penegasan pada peserta katekese umat (Lalu, 2007:48).
Selain menjadi perencana dan pelaksana katekese, fasilitator juga diharapkan mampu mengevaluasi proses katekese. Dalam konteks ini diharapkan pemandu diharapkan berani meminta peserta katekese untuk menyampaikan kesan selama proses katekese, dan mengingat apa saja yang sudah baik dan apa yang perlu diperbaiki (bdk Tse, 2006:42).
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pemandu memiliki kedudukan yang sama dengan umat yang lain.  Pemandu katekese umat tidak lebih fungsinya sebagai fasilitator. Dan di bagian akhir ia berperan sebagai pribadi yang  memberikan penegasan serta ajaran yang benar kepada peserta katekese.
¨      Keterlibatan umat dalam Katekese
Dalam perkembangannya, diperkenalkan istilah Katekese Umat, yaitu katekese yang mempunyai arah sebagai berikut, katekese sebagai komunikasi iman umat, katekese dari umat untuk umat, dan katekese yang menjemaat. (KWI 1993:7).
Dari ketiga arah katekese di atas menjadi tekanan bahwa katekese umat adalah terbinanya penghayatan iman, meskipun tidak melepaskan aspek pengetahuannya. Dan karena bersifat dari umat untuk umat, maka fungsi katekis atau fasilitator adalah melayani sedemikian rupa sehingga tercipta suasana yang sungguh kondusif (KWI 1993:9). Dengan kata lain pemimpin katekese umat membantu kelompok untuk mengalami katekese sebagai pengalaman Gereja, karena kebersamaan yang dihadiahkan oleh panggilan Kristus (KWI 1993:18). Lebih tegas lagi, karena tujuan menciptakan adanya komunikasi iman, maka Pembina katekese umat adalah seorang yang menyadari dan memberi kesaksian tentang pengalaman imannya. Hal ini berarti pembina katekese harus mampu: menemukan berbagai nilai-nilai manusiawi dalam pengalaman hidup sehari-hari, menemukan nilai-nilai Kristiani dalam kitab suci, ajaran Gereja dan tradisi kristiani lainnya dan mampu menggumuli nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan konkeret (KWI 1993:23).
            Melalui pernyataan tersebut di atas dapat dipahami bahwa seorang katekis adalah seorang pendoa yang berkarya, seorang pewarta yang menghayati dalam diri sendiri Kristus yang hidup, yang berpengaruh dalam mengeksistensikan Gereja sebagai sakramen keselamatan dunia (KWI 1993:31).
            Jadi sasaran yang ingin dicapai dalam katekese umat adalah agar komunikasi iman yang dimaksud memungkinkan kita bertobat (metanonia) kepada Allah yang semakin menyadari kehadiranNya dalam kenyataan atau pengalaman hidup sehari-hari. Dengan demikian kita semakin sempurna beriman, berharap, mengamalkan cinta kasih dan makin dikukuhkan hidup kristiani kita (KWI 1993:19). Jika memang demikian, maka hilanglah jurang yang memisahkan antara agama dengan hidup sebari-hari. Singkatnya bisa dikatakan bahwa:
Agama dihayati dalam hidup yang profan dan hidup biasa jadi medan perjumpaan dengan Allah. Melalui Katekese Umat kaum beriman mengalami dan menyadari, bahwa seluruh dunia kita ini termasuk segala pengalaman hidup kita ditebus oleh Kristus dan dipakai oleh Roh kudus untuk mengantar kita kepada Allah Bapa.
(KWI 1993:20)
            Sebagai umat beriman kita seharusnya menyadari bahwa segala pengalaman hidup yang kita alami semuanya adalah campur tangan Allah di dalam hidup kita dimana seringkali di dalam pengalman hidup kita sehari-hari kita mengalami perjumpaan dengan Allah. Sudah seharusnya bahwa iman itu harus berwujud dalam kehidupan konkret, maka terbuka pula kesempatan untuk bertemu dengan orang beriman yang beragama lain. Oleh karena itu orientasi Katekese Umat tidaklah Gereja sentries, tetapi merupakan wadah komunikasi iman dan nilai-nilai Kerajaan Allah:
Katekese umat di masa depan harus menjadi tempat mengkomunikasikan pengalaman iman yang berakar pada kesadaran akan nilai-nilai Allah yang dipeluk juga oleh sesame kita dalam masyarakat yang berasal dari berbagai tradisi keagamaan (KWI 1993:30).
            Dengan demikian, maka haruslah ada keterbukaan di dalam saling mendengarkan pengalaman iman Gereja Purba. Kesadaran bahwa dimana katekese umat itu adalah suatu proses dan penggunaan kitab suci dalam proses tersebut bukanlah semata-mata soal menemukan teks yang tepat, melainkan soal membiasakan diri terbuka akan pengalaman orang lain, dan terutama pengalaman alkitabiah sehingga terbiasa pula dengan dinamika perjumpaan dengan Allah dalam macam-macam wujud konkret (KWI 1992:43).

4)      Diskusi/ Tanya Jawab
(pemandu mengajak peserta untuk berdiskusi tentang materi yang telah dijabarkan diatas)

5)      Kesimpulan
¨      Pemandu katekese umat adalah bagian dari umat yang menghayati imannya dan berada di tengan-tengah umat sebagai pelayan
¨      Ada 3 unsur pokok fasilitator dalam katekese umat yaitu: Merencanakan/merancang proses katekese, melaksanakan tugas sebagai fasilitator dalam katekese, dan mengevaluasi pelaksanaan/ proses katekese
¨      pemandu memiliki kedudukan yang sama dengan umat yang lain.  Pemandu katekese umat tidak lebih fungsinya sebagai fasilitator
¨      Umat seharusnya terbukaan dan saling mendengarkan pengalaman iman Gereja Purba. Kesadaran bahwa dimana katekese umat itu adalah suatu proses dan penggunaan kitab suci dalam proses tersebut bukanlah semata-mata soal menemukan teks yang tepat, melainkan soal membiasakan diri terbuka akan pengalaman orang lain

6)      Penutup
(Pemandu mengajak peserta untuk menutup rangkaian kagiatan dengan doa penutup)



TEMA III
PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT KEGIATAN KATEKESE UMAT

A.    Pemikiran dasar:
            Dalam katekese tentu tak lepas dari adanya pendamping ketekese, peserta ketekese, bahan katekese, proses katekese dan sasaran katekese. Namun dari beberapa kategori tersebut dapat menjadi pendukung dalam berkatekese dan juga dapat menjadi penghambat dalam berkatekese. Maka dari itu dalam tema ke tiga ini akan menjelaskan tentang pendukung dan penghambat kegiatan katekese umat. Supaya nantinya pendamping katekese dapat menjalankan proses pelaksanaan katekese dengan baik. Dalam proses kegiatan nantinya peserta diajak untuk memahami pendukung dan penghambat dalam katekese umat.

B.     Tujuan:
1.      Supaya pembina mampu menjelaskan apa saja yang menjadi pendukung terlaksananya kegiatan katekese umat
2.      Supaya pembina mampu menjelaskan apa saja yang menjadi penghambat terlaksananya kegiatan katekese umat

C.     Metode
ü  Sharing kelompok
ü  Pleno kelompok
ü  Tanya-jawab
ü  Ceramah

D.    Sarana-Prasarana
ü  Laptop
ü  LCD dan layar



E.     Proses Pelaksanaan
1)      Pembuka
(Pemandu mengajak peserta untuk membuka kegiatan dengan perkenalan singkat)
 (Kemudian Pemandu mengajak peserta untuk mempersiapkan diri untuk mengawali pertemuan dengan doa pembuka yang dipimpin oleh pemandu)

2)      Menggali Pengalaman
(Pemandu mengajak peserta untuk mensharingkan pengalaman dengan menggunakan beberapa pertanyaan)
1.      Menurut anda apa saja yang menjadi pendukung dalam katekese?
2.      Menurut anda apa saja yang menjadi penghambat dalam katekese?

3)      Pemaparan Materi
(Pemandu mengajak peserta untuk mendalami materi yang dipersiapkan)
¨      Faktor Pendukung dan Penghambat
Di dalam pelaksanaan katekese umat tentu saja dan faktor pendukung dan juga faktor penghambat, dimana kedua faktor ini saling mengimbangi satu sama lain. Maka dalam hal ini juga akan disinggung apa saja yang menjadi faktor pendukung dan juga faktor penghambat dari katekese umat tersebut.
ü  Faktor Pendukung pelaksanaan Katekese Umat
Dalam proses katekese umat banyak hal pendukung yang mempermudah tujuan katekese tercapai yaitu: peserta katekese, pendamping katekese, bahan katekese, proses katekese, dan sarana katekese. Berkaitan dengan faktor pendukung akan lebih diuraikan sebagai berikut (Hastuti, 1999:8 bdk Budiyono, 1988:43 dan Lalu, 2005:69).
Peserta katekese umat dikatakan mendukung pelaksanaan katekese umat apabila peserta terlibat secara penuh dalam proses katekese. Disini yang dimaksudkan terlibat adalah umat juga ikut ambil bagian di dalam katekese umat misalnya diskusi atau bahkan sharing pengalaman satu sama lain sehingga mereka dapat menimba ilmu satu sama lain (bdk Lalu, 2007:93).
Selain itu pendamping katekese umat dikatakan mendukung pelaksanaan katekese umat, apabila ia benar-benar bertindak sebagai seorang pendamping yang mampu menjadi fasilitator dan pemandu. Maka dari itu harus dipersiapkan dengan baik agar pendamping benar-benar mampu mendampingi para peserta katekese sampai pada tahap akhir (bdk Ekawarta, 1984:19).
Dalam katekese umat, pendamping atau pembina menggunakan bahan agar katekese sampai pada peserta. Bahan katekese umat dikatakan mendukung pelaksanaan katekese umat, apabila bahan tersebut sesuai dengan situasi umat setempat. Maka dari itu sebelumnya harus dilihat bagaimana situasi yang terjadi pada peserta katekese sehingga tema atau bahan yang akan disampaiakan benar- benar dapat diterima dengan baik oleh para peserta katekese (bdk http://katolisitas.org/7722/program-katekese-dewasa di unduh tanggal 8 Februari 2015).
Hal yang perlu diperhatikan dalam katekese umat ialah ketika proses pelaksanaan berlangsung. Proses katekese umat juga dikatakan mendukung pelaksanaan katekese umat, apabila langkah-langkah yang digunakan telah sesuai dengan acuan. Oleh karena itu pendamping harus mempersiapkan dengan baik langkah-langkah apa yang harus digunakan di dalam pelaksanaan katekese umat tersebut (bdk http;//imankatolik.or.id/persiapanberkatekese.html di unduh tanggal 8 Februari 2015).
Selain beberapa faktor pendukung di atas selanjutnya ialah sarana dalam katekese umat. Sarana katekese umat dikatakan mendukung pelaksanaan katekese umat, apabila sarana yang digunakan betul-betul dapat menghidupkan suasana dan membantu pelaksanaan katekese umat. Hal ini supaya pelaksanaan katekese umat tidak monoton sehingga suasana dapat hidup dan semua peserta dapat mengikuti katekese dengan baik (bdk Tse, 2006:47).
ü  Faktor Penghambat pelaksanaan Katekese Umat
Dalam proses katekese umat banyak hal penghambat yang menyebabkan tujuan katekese tidak tercapai yaitu: peserta katekese, pendamping katekese, bahan katekese, proses katekese, dan sarana katekese. Berkaitan dengan faktor pendukung akan lebih diuraikan sebagai berikut (Hastuti, 1999:49 bdk Budiyono, 1988:44).
Selain sebagai pendudung peserta katekese umat juga dapat dikatakan menghambat pelaksanaan katekese umat jika peserta tidak mau terlibat secara langsung dalam setiap kegiatan katekese umat. Terlibat secara langsung di sini ialah bawa mereka para peserta katekese hanya duduk diam dan mendengarkan saja apa yang dikatakan para pembimbing tanpa ikut ambil bagian sedikitpun jadi hal ini dirasa mampu menghambat proses berlangsungnya katekese, dari sini diharapkan bahwa umat atau peserta katekese mampu ikut ambil bagian misalnya ikut berdiskusi, aktif menjawab atau bahkan ikut ambil bagian di dalam sharing iman yang ada di dalam katekese tersebut (bdk Lalu, 2007:93).
Selanjutnya pendamping juga dapat dikatakan sebagai penghambat pelaksanaan katekese umat, jika pendamping tersebut tidak melakukan tugasnya sebagai pendamping yang baik. sebagai pendamping tentu saja harus mempunyai kemampuan yang lebih dibandingkan dengan para peserta katekese, di sini para pendamping diharapkan bisa menciptakan suasana agar para peserta katekese mampu mengikuti dan terlibat dengan baik di dalam katekese tersebut sehingga pelaksanaan katekese dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang direncanakan (bdk Ekawarta, 1984:19).
Bahan katekese umat digunakan pendamping untuk mempermudah katekese diterima oleh peserta. Namun bahan katekese umat tersebut juga dapat menjadi penghambat pelaksanaan katekese umat, jika bahan yang digunakan tidak sesuai dengan situasi umat setempat. Hal ini juga perlu disoroti yakni di dalam membuat bahan katekese haruslah kontekstual dimana pembimbing dapat membuat bahan katekese umat sesuai dengan situasi umat atau peserta katekese saat itu, sehingga di dalam pelaksanaan nanti tidaklah sia-sia dan juga dapat diterima peserta dengan baik karena sesuai dengan apa yang mereka alami dan mudah untuk diikuti (bdk Tse, 2006:38 dan Alfons, 1985).
Selain faktor-faktor penghambat di atas selanjutnya proses atau langkah-langkah pelaksanaan katekese umat juga dapat dikatakan sebagai penghambat, jika langkah-langkah yang digunakan tidak teratur dan tidak terencana. Suatu kegiatan dapat berjalan dengan baik apabila langkah yang digunakan tepat dan terencana dengan baik dan juga tidak sembarangan, maka ketika pelaksanaan katekese nanti sudah tidak bingung lagi langkah apa yang harus dilakukan atau yang harus diambil (bdk http;//imankatolik.or.id/persiapan_berkatekese.html di unduh tanggal 8 Februari 2015).
Sarana katekese umat dapat dikatakan menghambat pelaksanaan katekese umat, jika sarana yang digunakan tidak sesuai dengan tema pertemuan katekese umat. Hampir sama dengan pembuatan bahan katekese umat, sarana katekese umatpun juga harus diperhatikan dengan baik dan harus sesuai dengan apa yang dialami atau situasi yang dialami umat saat itu sehingga katekese umat yang dilakukan bisa tepat sasaran (bdk Tse, 2006:47).

4)      Diskusi/ Tanya Jawab
(pemandu mengajak peserta untuk berdiskusi tentang materi yang telah dijabarkan diatas)

5)      Kesimpulan
¨      Peserta katekese umat dikatakan mendukung pelaksanaan katekese umat apabila peserta terlibat secara penuh dalam proses katekese
¨      pendamping katekese umat dikatakan mendukung pelaksanaan katekese umat, apabila ia benar-benar bertindak sebagai seorang pendamping yang mampu menjadi fasilitator dan pemandu
¨      Bahan katekese umat dikatakan mendukung pelaksanaan katekese umat, apabila bahan tersebut sesuai dengan situasi umat setempat
¨      Sarana katekese umat dikatakan mendukung pelaksanaan katekese umat, apabila sarana yang digunakan betul-betul dapat menghidupkan suasana dan membantu pelaksanaan katekese umat.
Dari empat hal di atas dapat disimpulksan bahwa katekese umat akan terlaksana dengan baik apabila peserta, pendamping, bahan, dan sasaran dapat dijalankan sesuai dengan ketentuan.

6)      Penutup
(Pemandu mengajak peserta untuk menutup rangkaian kagiatan dengan doa penutup)




4 comments:

  1. Free spins & casino | Wooricasinos
    Free spins 먹튀 검증 먹튀 랭크 & casino is 실시간 배팅 사이트 the best place to play slots online and 망고 도메인 have fun in 벳 인포 승무패 계산기 the casino. Win real money or enjoy the bonus when playing for free. 케이 뱃

    ReplyDelete
  2. Casino Games | JTHub
    JTG offers a diverse selection 춘천 출장샵 of exciting slot games that 고양 출장샵 can be enjoyed across your casino 태백 출장마사지 floor, including new releases, video slots, 안양 출장마사지 old favourites and Feb 11, 2022John Hunter and the ‎Encore Beach ClubFeb 원주 출장샵 16, 2022Reba McEntire

    ReplyDelete