MODUL
PEMBINAAN BAGI PEMBINA KATEKESE
TEMA
I
KEGIATAN KATEKESE UMAT
A. Pemikiran
dasar:
Dalam
proses pelaksanaan katekese umat terkadang belum dapat berjalan sesuai dengan
harapan. Maka dari itu, dengan tema ini diharapkan memberi gambaran kepada para
pendamping katekese umat untuk nantinya memberikan katekese yang baik dan
benar. Dalam pertemuan pertama ini pemandu mengambil tema kegiatan katekese
umat. Dengan tema ini mengajak para pemandu katekese umat untuk melihat kembali
proses kagiatan katekese umat yang baik. Selain itu juga mereka
diajak untuk lebih mendalami tentang pengertian katekese umat, peserta katekese
umat dan proses katekese umat. Hal ini merupakan hal pokok dalam katekese umat.
Oleh karena itu, tema ini diberikan pada pertemuan yang pertama. Dalam proses
kegiatan nantinya peserta diajak untuk melihat kembali pengertian katekese
umat, peserta katekese umat, dan proses pelaksanaan katekese umat.
B. Tujuan:
1. Supaya
pembina mengetahui pentingnya kegiatan katekese umat
2. Supaya
pembina katekese mampu menjelaskan apa itu katekese umat
C. Metode
ü Sharing
kelompok
ü Pleno
kelompok
ü Tanya-jawab
ü Ceramah
D. Sarana-Prasarana
ü Laptop
ü LCD
dan layar
E. Proses
Pelaksanaan
1) Pembuka
(Pemandu mengajak
peserta untuk membuka kegiatan dengan perkenalan singkat)
(Kemudian Pemandu mengajak peserta untuk
mempersiapkan diri untuk mengawali pertemuan dengan doa pembuka yang dipimpin
oleh pemandu)
2) Menggali
Pengalaman
(Pemandu
mengajak peserta untuk mensharingkan pengalaman dengan menggunakan beberapa
pertanyaan)
1.
Apa yang anda ketahui
tentang katekese umat?
2.
Bagaimana proses
katekese umat yang pernah anda ikuti?
3) Pemaparan
Materi
(Pemandu mengajak
peserta untuk mendalami materi yang dipersiapkan)
¨
Pengertian
Katekese Umat
Secara harafiah katekese umat terdiri dari dua kata yaitu katekese
dan umat. Katekese adalah bimbingan perkembangan iman baik pribadi maupun
kelompok melalui pewartaan. Dalam katekese umat saling membantu dalam mendalami
hidup pribadi sesuai dengan pola Yesus Kristus menuju kepada kehidupan
Kristiani yang dewasa melalui adanya pewartaan. Kemudian umat adalah orang yang
percaya kepada Yesus sebagai penyelamat dan menjadikan pola hidup mereka. Dari
pengertian di atas dapat dikatakan bahwa katekese umat adalah suatu usaha
bimbingan perkembangan iman dengan saling membantu dalam mendalami hidup
pribadi dan bersama menurut pola Yesus Kristus dengan tujuan
untuk mewujudkan dan mengembangkan iman umat dan nantinya dapat semakin dewasa
(Papo, 1987:11 bdk Tse, 2006:2).
Menurut PKKI II di Klender, katekese umat diartikan sebagai
komunikasi iman atau tukar-menukar pengalaman iman antara anggota jemaat pada
kelompok. Dengan itu melalui pengalaman para peserta saling membantu sehingga masing-masing diteguhkan dan
dihayati secara sempurna. Dalam katekese umat ini yang utama ialah terletak
pada penghayatan iman meskipun pengetahuan tidak dilupakan (bdk KWI 1993:9).
Dalam arti secara umum katekese umat ialah katekese dari, oleh, dan
untuk umat atau bimbingan iman yang diberikan dalam rangka umat artinya yang
memberikan adalah umat itu sendiri. Katekese dari umat berarti bahwa katekese
dilaksanakan berkat inisiatif umat itu sendiri. Katekese oleh umat dalam hal
ini menunjukkan bahwa pelaksana katekese adalah umat. Jadi dalam katekese umat
segala sesuatu berasal dari umat (Lalu, 2007:10 bdk Hardawiryana, 1977 dan
Purwatma, 1996:20).
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa katekese umat
merupakan bentuk pembinaan iman. Dalam pembinaan iman itu umat saling
berkomuniikasi iman dengan tukar-menukar pengalaman iman. maka dari itu dalam
proses katekese umat, segala sesuatu berasal dari umat itu sendiri atau berasal
dari, oleh dan untuk umat.
¨
Peserta
Katekese Umat
Dalam PPKI II dijelaskan bahwa yang berkatekese
ialah umat, yakni semua orang beriman yang secara pribadi memilih Kristus dan
secara bebas berkumpul untuk memahami Kristus, Kristus menjadi pola hidup atau
pedoman bagi kehidupan kelompok. Jadi
peserta katekese ialah seluruh umat baik yang berkumpul dalam kelompok basis
maupun sekolah atau perguruan tinggi. Seluruh umat merupakan salah satu unsur
yang memberi arah pada katekese. Selain semua orang beriman seperti seluruh
warga umat terpanggil untuk mendalami iman terus menerus. Maka dari itu
katekese umat merupakan komunikasi iman dari peserta sebagai sesama dalam iman
yang sederajat, yang saling bersaksi tentang iman mereka (Lalu, 2007:93-94).
Peserta katekese umat harus menjangkau seluruh umat beriman Kristiani. Oleh
karena itu peserta katekese umat meliputi: kaum muda, orang tua dan semua orang
beriman.
¨
Proses
Pelaksanaan Katekese Umat
Berkaitan proses pelaksanaan katekese umat akan
dijelaskan mengenai beberapa hal yakni, langkah-langkah dan metode katekese umat,
Keterlibatan umat dalam katekese, dan juga faktor pendukung dan faktor
penghambat ketekese umat yang ajan dibahas di bawah ini.
Langkah-langkah katekese umat akan lebih
mengena apabila dilaksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi peserta yang
mengikutinya. Dengan demikian katekese umat akan efektif bagi umat, mereka
lebih berani mengungkapkan pengalaman iman yang dihayatinya. Berikut ini
beberapa bentuk langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam katekese umat menurut Lalu, (2007:98):
Proses pengamatan dan menyadari suatu fenomena
tertentu dalam masyarakat yang sesuai dengan tema katekese umat, menyadari dan
merefleksiakan situasi yang telah dianalisa dalam terang sabda Allah, dan memikirkan
dan merencanakan aksi untuk bertidak.
Selanjutnyan dalam langkah-langkah di atas ada
empat metode yang dapat mendukung tercapainya tujuan katekese umat yaitu:
metode analisa sosial, sharing, metode tanya jawab, dan metode diskusi (bdk
KWI, 1993:41).
Dalam langkah-langkah yang digunakan dalam
katekese umat terdapat metode analisa sosial. Dengan metode ini diharapkan agar
bahan disajikan lebih menyentuh kebutuhan peserta. Analisa sosial merupakan
satu cara untuk mempelajari struktur sosial yang ada, dari sini akan lebih mengenal
dan melihat masalah sosial yang hendak kita pecahkan dalam konteks yang lebih
luas, lebih tepat yang diharapkan dapat menyelaisaikan masalah tersebut.
Kemudian dalam langkah-langkah tersebut juga
perlu menggunakan metode sharing. Metode sharing merupakan suatu cara yang
dipakai dalam katekese umat, dimana peserta mendengarkan, mengungkap pengalaman
hidupnya sesuai dengan tema yang disampaikan. Dalam proses ini terjadi
tukar-menukar pengalaman iman antar peserta (bdk Telaumbanua, 1999:132).
Setelah melakukan metode sharing kemudian
pengalaman yang disharingkan diungkap dalam metode Tanya jawab. Dengan metode
ini terjadi dialog antara peserta dengan peserta yang lain dan juga pendamping
untuk membicarakan suatu persoalan yang dialami bersama dalam situasi konkret
(bdk Lalu, 2005:79).
Berikutnya dalam langkah-langkah katekese umat
perlu adanya metode diskusi. Dengan metode ini digunakan untuk lebih
mengakrapkan peserta katekese umat. Karena dengan diskusi peserta berani
mengungkapkan pengalaman imannya dan akan memperoleh pengalaman baru dalam
iman.
4) Diskusi/
Tanya Jawab
(pemandu mengajak
peserta untuk berdiskusi tentang materi yang telah dijabarkan diatas)
5) Kesimpulan
¨
Katekese umat adalah suatu
usaha bimbingan perkembangan iman dengan saling membantu dalam mendalami hidup
pribadi dan bersama menurut pola Yesus Kristus dengan tujuan
untuk mewujudkan dan mengembangkan iman umat dan nantinya dapat semakin dewasa.
¨
Peserta katekese umat harus
menjangkau seluruh umat beriman Kristiani. Katekese umat meliputi: kaum muda,
orang tua dan semua orang beriman.
¨
Agar katekese umat berjalan
dengan baik, maka dalam proses pelaksanaannya harus menggunakan langkah-langkah
dan metode katekese umat, Keterlibatan umat dalam katekese, dan juga faktor
pendukung dan faktor penghambat ketekese umat.
6) Penutup
(Pemandu mengajak peserta untuk menutup rangkaian
kagiatan dengan doa penutup)
TEMA
II
PERANAN PEMANDU DAN
UMAT DALAM KATEKESE UMAT
A. Pemikiran
dasar:
Peran
pemandu sangatlah dibutuhkan agar katekese dapat berjalan dengan baik. Selain
itu umat sebagai peserta katekese diharapkan ikut mengambil bagian dalam
kagiatan berkatekese tersebut. Untuk itu dapat dipahami bahwa berkatekese tidak
hanya tergantung pada pemandu saja melaikan juga tergantung pada peserta
ataupun umat. Dengan tema ke dua ini diharapkan pendamping katekese mampu
melihat peranannya sebagai pemandu katekese dan juga dapat melihat peranan umat
dalam pelaksanaan katekese. Dalam proses kegiatan nantinya peserta diajak untuk
mendalami tema peranan pemandu dan umat dalam katekese umat.
B. Tujuan:
1. Supaya
pembina mengetahui berbagai peranan pemandu dalam katekese umat
2. Supaya
pembina mengetahui peranan umat dalam katekese umat
C. Metode
ü Sharing
kelompok
ü Pleno
kelompok
ü Tanya-jawab
ü Ceramah
D. Sarana-Prasarana
ü Laptop
ü LCD
dan layar
E. Proses
Pelaksanaan
1) Pembuka
(Pemandu mengajak
peserta untuk membuka kegiatan dengan perkenalan singkat)
(Kemudian Pemandu mengajak peserta untuk
mempersiapkan diri untuk mengawali pertemuan dengan doa pembuka yang dipimpin
oleh pemandu)
2) Menggali
Pengalaman
(Pemandu
mengajak peserta untuk mensharingkan pengalaman dengan menggunakan beberapa
pertanyaan)
1.
Menurut anda apa saja
fungsi pemandu?
2.
Menurut anda apa saja
fungsi umat?
3.
Menurut anda bagaimana
anda menjalankan fungsi anda sebagai pemandu?
3) Pemaparan
Materi
(Pemandu mengajak
peserta untuk mendalami materi yang dipersiapkan)
¨
Fungsi
Pemandu Katekese Umat
Dalam pelaksanaan katekese umat diharapkan umat
mampu membangun komunitas, saling mengenal secara mendalam, serta menyadari
mengapa mereka perlu berkomunitas. Dalam komunitas tersebut persaudaraan mulai
dibangun dengan proses saling mengenal semakin mendalam. Maka dalam katekese
umat diperlukan pemandu atau pendamping yang mampu menjalankan katekese umat
dalam kelompok umat dasar. Pemandu katekese umat harus mempunyai visi yang
jelas dan kepekaan terhadap nilai-nilai dasar pertumbuhan komunitas (Lalu,
2007:48).
Pemandu katekese umat adalah bagian dari umat
yang menghayati imannya dan berada di tengan-tengah umat sebagai pelayan.
Menanggapi hal tersebut pemandu diharapkan mampu menciptakan suasana kristiani
dan mengarahkan peserta katekese untuk berkomunitas dalam katekese tersebut.
Selain itu pemandu juga diharapkan mampu mengajak peserta untuk sampai pada
tindakan nyata. Pemandu diharapkan juga mampu mengantar semua anggota komunitas
atau peserta katekese untuk memiliki visi, misi, dan spiritualitas yang sama.
Selanjutnya dengan bantuan pemandu, peserta dapat merefleksikan pengalaman
komunitas dalam terang injil (Lalu, 2007:48-49).
Pemandu katekese umat juga biasa disebut
sebagai fasilitator. Sebagai fasilitator, pemandu bertugas untuk memberikan
bantuan dalam melancarkan proses komunikasi iman dalam katekese umat. Dalam
proses itu diharapkan mereka dapat memahami atau memecahkan masalah bersama-sama.
Ada 3 unsur pokok fasilitator dalam katekese umat yaitu: Merencanakan/merancang
proses katekese, melaksanakan tugas sebagai fasilitator dalam katekese, dan
mengevaluasi pelaksanaan/ proses katekese (http://www.imankatolik.or.id di unduh
pada tanggal 6 Februari 2015).
Sebagai pemandu diharapkan mampu merancang
proses katekese mulai dari menentukan tema, bahan bacaan, media, metode, dan model.
Oleh karena itu pemandu sangat berpengaruh pada jalannya katekese umat (bdk
Tse, 2006:43). Sebagai perencanaan katekese umat, pemandu diharapkan dapat
melaksanakan katekese umat dan tetap memposisikan diri sebagai fasilitator.
Pemandu bukan seperti pemimpin pada umumnya namun pemandu adalah fasilitator.
Pemandu memporsisikan diri seperti umat yang lain. Fasilitator harus mampu
mengatur posisi duduk secara tepat (misalnya melingkar). Selanjutnya pemandu
harus mampu dengan bijak dan memperhatikan sharing peserta, menyampaikan
sharing dan kemudian dengan memperhatikan kembali sharing peserta. Menjadi
fasilitator dalam katekese umat, harus
berani dan mampu memberikan penegasan pada peserta katekese umat (Lalu,
2007:48).
Selain menjadi perencana dan pelaksana
katekese, fasilitator juga diharapkan mampu mengevaluasi proses katekese. Dalam
konteks ini diharapkan pemandu diharapkan berani meminta peserta katekese untuk
menyampaikan kesan selama proses katekese, dan mengingat apa saja yang sudah
baik dan apa yang perlu diperbaiki (bdk Tse, 2006:42).
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas dapat
disimpulkan bahwa pemandu memiliki kedudukan yang sama dengan umat yang
lain. Pemandu katekese umat tidak lebih
fungsinya sebagai fasilitator. Dan di bagian akhir ia berperan sebagai pribadi
yang memberikan penegasan serta ajaran
yang benar kepada peserta katekese.
¨
Keterlibatan
umat dalam Katekese
Dalam perkembangannya, diperkenalkan istilah
Katekese Umat, yaitu katekese yang mempunyai arah sebagai berikut, katekese
sebagai komunikasi iman umat, katekese dari umat untuk umat, dan katekese yang
menjemaat. (KWI 1993:7).
Dari ketiga arah katekese di atas menjadi
tekanan bahwa katekese umat adalah terbinanya penghayatan iman, meskipun tidak
melepaskan aspek pengetahuannya. Dan karena bersifat dari umat untuk umat, maka
fungsi katekis atau fasilitator adalah melayani sedemikian rupa sehingga
tercipta suasana yang sungguh kondusif (KWI 1993:9). Dengan kata lain pemimpin
katekese umat membantu kelompok untuk mengalami katekese sebagai pengalaman
Gereja, karena kebersamaan yang dihadiahkan oleh panggilan Kristus (KWI
1993:18). Lebih tegas lagi, karena tujuan menciptakan adanya komunikasi iman,
maka Pembina katekese umat adalah seorang yang menyadari dan memberi kesaksian
tentang pengalaman imannya. Hal ini berarti pembina katekese harus mampu:
menemukan berbagai nilai-nilai manusiawi dalam pengalaman hidup sehari-hari, menemukan
nilai-nilai Kristiani dalam kitab suci, ajaran Gereja dan tradisi kristiani
lainnya dan mampu menggumuli nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan konkeret (KWI
1993:23).
Melalui
pernyataan tersebut di atas dapat dipahami bahwa seorang katekis adalah seorang
pendoa yang berkarya, seorang pewarta yang menghayati dalam diri sendiri
Kristus yang hidup, yang berpengaruh dalam mengeksistensikan Gereja sebagai
sakramen keselamatan dunia (KWI 1993:31).
Jadi sasaran yang ingin dicapai
dalam katekese umat adalah agar komunikasi iman yang dimaksud memungkinkan kita
bertobat (metanonia) kepada Allah yang semakin menyadari kehadiranNya dalam
kenyataan atau pengalaman hidup sehari-hari. Dengan demikian kita semakin
sempurna beriman, berharap, mengamalkan cinta kasih dan makin dikukuhkan hidup
kristiani kita (KWI 1993:19). Jika memang demikian, maka hilanglah jurang yang
memisahkan antara agama dengan hidup sebari-hari. Singkatnya bisa dikatakan
bahwa:
Agama dihayati dalam hidup yang profan dan hidup biasa jadi medan
perjumpaan dengan Allah. Melalui Katekese Umat kaum beriman mengalami dan
menyadari, bahwa seluruh dunia kita ini termasuk segala pengalaman hidup kita
ditebus oleh Kristus dan dipakai oleh Roh kudus untuk mengantar kita kepada
Allah Bapa.
(KWI
1993:20)
Sebagai
umat beriman kita seharusnya menyadari bahwa segala pengalaman hidup yang kita
alami semuanya adalah campur tangan Allah di dalam hidup kita dimana seringkali
di dalam pengalman hidup kita sehari-hari kita mengalami perjumpaan dengan
Allah. Sudah seharusnya bahwa iman itu harus berwujud dalam kehidupan konkret,
maka terbuka pula kesempatan untuk bertemu dengan orang beriman yang beragama
lain. Oleh karena itu orientasi Katekese Umat tidaklah Gereja sentries, tetapi
merupakan wadah komunikasi iman dan nilai-nilai Kerajaan Allah:
Katekese
umat di masa depan harus menjadi tempat mengkomunikasikan pengalaman iman yang
berakar pada kesadaran akan nilai-nilai Allah yang dipeluk juga oleh sesame
kita dalam masyarakat yang berasal dari berbagai tradisi keagamaan (KWI
1993:30).
Dengan
demikian, maka haruslah ada keterbukaan di dalam saling mendengarkan pengalaman
iman Gereja Purba. Kesadaran bahwa dimana katekese umat itu adalah suatu proses
dan penggunaan kitab suci dalam proses tersebut bukanlah semata-mata soal
menemukan teks yang tepat, melainkan soal membiasakan diri terbuka akan
pengalaman orang lain, dan terutama pengalaman alkitabiah sehingga terbiasa
pula dengan dinamika perjumpaan dengan Allah dalam macam-macam wujud konkret
(KWI 1992:43).
4) Diskusi/
Tanya Jawab
(pemandu mengajak
peserta untuk berdiskusi tentang materi yang telah dijabarkan diatas)
5) Kesimpulan
¨
Pemandu katekese umat adalah
bagian dari umat yang menghayati imannya dan berada di tengan-tengah umat
sebagai pelayan
¨
Ada 3 unsur pokok fasilitator
dalam katekese umat yaitu: Merencanakan/merancang proses katekese, melaksanakan
tugas sebagai fasilitator dalam katekese, dan mengevaluasi pelaksanaan/ proses
katekese
¨
pemandu memiliki kedudukan
yang sama dengan umat yang lain. Pemandu
katekese umat tidak lebih fungsinya sebagai fasilitator
¨
Umat seharusnya terbukaan dan
saling mendengarkan pengalaman iman Gereja Purba. Kesadaran bahwa dimana
katekese umat itu adalah suatu proses dan penggunaan kitab suci dalam proses
tersebut bukanlah semata-mata soal menemukan teks yang tepat, melainkan soal
membiasakan diri terbuka akan pengalaman orang lain
6) Penutup
(Pemandu mengajak peserta untuk menutup rangkaian
kagiatan dengan doa penutup)
TEMA
III
PENDUKUNG
DAN PENGHAMBAT KEGIATAN KATEKESE UMAT
A. Pemikiran
dasar:
Dalam
katekese tentu tak lepas dari adanya pendamping ketekese, peserta ketekese,
bahan katekese, proses katekese dan sasaran katekese. Namun dari beberapa
kategori tersebut dapat menjadi pendukung dalam berkatekese dan juga dapat
menjadi penghambat dalam berkatekese. Maka dari itu dalam tema ke tiga ini akan
menjelaskan tentang pendukung dan penghambat kegiatan katekese umat. Supaya
nantinya pendamping katekese dapat menjalankan proses pelaksanaan katekese
dengan baik. Dalam proses kegiatan nantinya peserta diajak untuk memahami
pendukung dan penghambat dalam katekese umat.
B. Tujuan:
1. Supaya
pembina mampu menjelaskan apa saja yang menjadi pendukung terlaksananya
kegiatan katekese umat
2. Supaya
pembina mampu menjelaskan apa saja yang menjadi penghambat terlaksananya kegiatan
katekese umat
C. Metode
ü Sharing
kelompok
ü Pleno
kelompok
ü Tanya-jawab
ü Ceramah
D. Sarana-Prasarana
ü Laptop
ü LCD
dan layar
E. Proses
Pelaksanaan
1) Pembuka
(Pemandu mengajak
peserta untuk membuka kegiatan dengan perkenalan singkat)
(Kemudian Pemandu mengajak peserta untuk
mempersiapkan diri untuk mengawali pertemuan dengan doa pembuka yang dipimpin
oleh pemandu)
2) Menggali
Pengalaman
(Pemandu
mengajak peserta untuk mensharingkan pengalaman dengan menggunakan beberapa
pertanyaan)
1. Menurut
anda apa saja yang menjadi pendukung dalam katekese?
2. Menurut
anda apa saja yang menjadi penghambat dalam katekese?
3) Pemaparan
Materi
(Pemandu mengajak
peserta untuk mendalami materi yang dipersiapkan)
¨
Faktor
Pendukung dan Penghambat
Di dalam pelaksanaan katekese umat tentu saja
dan faktor pendukung dan juga faktor penghambat, dimana kedua faktor ini saling
mengimbangi satu sama lain. Maka dalam hal ini juga akan disinggung apa saja
yang menjadi faktor pendukung dan juga faktor penghambat dari katekese umat
tersebut.
ü Faktor Pendukung pelaksanaan
Katekese Umat
Dalam proses katekese umat banyak hal pendukung
yang mempermudah tujuan katekese tercapai yaitu: peserta katekese, pendamping
katekese, bahan katekese, proses katekese, dan sarana katekese. Berkaitan
dengan faktor pendukung akan lebih diuraikan sebagai berikut (Hastuti, 1999:8
bdk Budiyono, 1988:43 dan Lalu, 2005:69).
Peserta katekese umat dikatakan mendukung
pelaksanaan katekese umat apabila peserta terlibat secara penuh dalam proses
katekese. Disini yang dimaksudkan terlibat adalah umat juga ikut ambil bagian
di dalam katekese umat misalnya diskusi atau bahkan sharing pengalaman satu
sama lain sehingga mereka dapat menimba ilmu satu sama lain (bdk Lalu,
2007:93).
Selain itu pendamping katekese umat dikatakan
mendukung pelaksanaan katekese umat, apabila ia benar-benar bertindak sebagai
seorang pendamping yang mampu menjadi fasilitator dan pemandu. Maka dari itu
harus dipersiapkan dengan baik agar pendamping benar-benar mampu mendampingi
para peserta katekese sampai pada tahap akhir (bdk Ekawarta, 1984:19).
Dalam katekese umat, pendamping atau pembina
menggunakan bahan agar katekese sampai pada peserta. Bahan katekese umat
dikatakan mendukung pelaksanaan katekese umat, apabila bahan tersebut sesuai
dengan situasi umat setempat. Maka dari itu sebelumnya harus dilihat bagaimana
situasi yang terjadi pada peserta katekese sehingga tema atau bahan yang akan
disampaiakan benar- benar dapat diterima dengan baik oleh para peserta katekese
(bdk http://katolisitas.org/7722/program-katekese-dewasa di
unduh tanggal 8 Februari 2015).
Hal yang perlu diperhatikan dalam katekese umat
ialah ketika proses pelaksanaan berlangsung. Proses katekese umat juga
dikatakan mendukung pelaksanaan katekese umat, apabila langkah-langkah yang
digunakan telah sesuai dengan acuan. Oleh karena itu pendamping harus
mempersiapkan dengan baik langkah-langkah apa yang harus digunakan di dalam
pelaksanaan katekese umat tersebut (bdk http;//imankatolik.or.id/persiapanberkatekese.html
di unduh tanggal 8 Februari 2015).
Selain beberapa faktor pendukung di atas
selanjutnya ialah sarana dalam katekese umat. Sarana katekese umat dikatakan
mendukung pelaksanaan katekese umat, apabila sarana yang digunakan betul-betul
dapat menghidupkan suasana dan membantu pelaksanaan katekese umat. Hal ini
supaya pelaksanaan katekese umat tidak monoton sehingga suasana dapat hidup dan
semua peserta dapat mengikuti katekese dengan baik (bdk Tse, 2006:47).
ü Faktor Penghambat pelaksanaan
Katekese Umat
Dalam proses katekese umat banyak hal
penghambat yang menyebabkan tujuan katekese tidak tercapai yaitu: peserta
katekese, pendamping katekese, bahan katekese, proses katekese, dan sarana
katekese. Berkaitan dengan faktor pendukung akan lebih diuraikan sebagai
berikut (Hastuti, 1999:49 bdk Budiyono, 1988:44).
Selain sebagai pendudung peserta katekese umat
juga dapat dikatakan menghambat pelaksanaan katekese umat jika peserta tidak
mau terlibat secara langsung dalam setiap kegiatan katekese umat. Terlibat
secara langsung di sini ialah bawa mereka para peserta katekese hanya duduk
diam dan mendengarkan saja apa yang dikatakan para pembimbing tanpa ikut ambil
bagian sedikitpun jadi hal ini dirasa mampu menghambat proses berlangsungnya
katekese, dari sini diharapkan bahwa umat atau peserta katekese mampu ikut
ambil bagian misalnya ikut berdiskusi, aktif menjawab atau bahkan ikut ambil
bagian di dalam sharing iman yang ada di dalam katekese tersebut (bdk Lalu,
2007:93).
Selanjutnya pendamping juga dapat dikatakan
sebagai penghambat pelaksanaan katekese umat, jika pendamping tersebut tidak
melakukan tugasnya sebagai pendamping yang baik. sebagai pendamping tentu saja
harus mempunyai kemampuan yang lebih dibandingkan dengan para peserta katekese,
di sini para pendamping diharapkan bisa menciptakan suasana agar para peserta
katekese mampu mengikuti dan terlibat dengan baik di dalam katekese tersebut
sehingga pelaksanaan katekese dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang
direncanakan (bdk Ekawarta, 1984:19).
Bahan katekese umat digunakan pendamping untuk
mempermudah katekese diterima oleh peserta. Namun bahan katekese umat tersebut
juga dapat menjadi penghambat pelaksanaan katekese umat, jika bahan yang
digunakan tidak sesuai dengan situasi umat setempat. Hal ini juga perlu
disoroti yakni di dalam membuat bahan katekese haruslah kontekstual dimana
pembimbing dapat membuat bahan katekese umat sesuai dengan situasi umat atau
peserta katekese saat itu, sehingga di dalam pelaksanaan nanti tidaklah sia-sia
dan juga dapat diterima peserta dengan baik karena sesuai dengan apa yang
mereka alami dan mudah untuk diikuti (bdk Tse, 2006:38 dan Alfons, 1985).
Selain faktor-faktor penghambat di atas selanjutnya
proses atau langkah-langkah pelaksanaan katekese umat juga dapat dikatakan
sebagai penghambat, jika langkah-langkah yang digunakan tidak teratur dan tidak
terencana. Suatu kegiatan dapat berjalan dengan baik apabila langkah yang
digunakan tepat dan terencana dengan baik dan juga tidak sembarangan, maka
ketika pelaksanaan katekese nanti sudah tidak bingung lagi langkah apa yang
harus dilakukan atau yang harus diambil (bdk http;//imankatolik.or.id/persiapan_berkatekese.html
di unduh tanggal 8 Februari 2015).
Sarana katekese umat dapat dikatakan menghambat
pelaksanaan katekese umat, jika sarana yang digunakan tidak sesuai dengan tema
pertemuan katekese umat. Hampir sama dengan pembuatan bahan katekese umat,
sarana katekese umatpun juga harus diperhatikan dengan baik dan harus sesuai
dengan apa yang dialami atau situasi yang dialami umat saat itu sehingga
katekese umat yang dilakukan bisa tepat sasaran (bdk Tse, 2006:47).
4) Diskusi/
Tanya Jawab
(pemandu mengajak
peserta untuk berdiskusi tentang materi yang telah dijabarkan diatas)
5) Kesimpulan
¨
Peserta katekese umat
dikatakan mendukung pelaksanaan katekese umat apabila peserta terlibat secara
penuh dalam proses katekese
¨
pendamping katekese umat
dikatakan mendukung pelaksanaan katekese umat, apabila ia benar-benar bertindak
sebagai seorang pendamping yang mampu menjadi fasilitator dan pemandu
¨
Bahan katekese umat dikatakan
mendukung pelaksanaan katekese umat, apabila bahan tersebut sesuai dengan
situasi umat setempat
¨
Sarana katekese umat
dikatakan mendukung pelaksanaan katekese umat, apabila sarana yang digunakan
betul-betul dapat menghidupkan suasana dan membantu pelaksanaan katekese umat.
Dari empat hal di atas dapat disimpulksan
bahwa katekese umat akan terlaksana dengan baik apabila peserta, pendamping,
bahan, dan sasaran dapat dijalankan sesuai dengan ketentuan.
6) Penutup
(Pemandu mengajak peserta untuk menutup rangkaian
kagiatan dengan doa penutup)